Pada dasarnya manusia mempunyai kecendrungan terhadap harta benda, berupa makanan, pakaian, uang dan sebagainya. Untuk mendapatkan apa yang diinginkannya maka manusia berikhtiar dengan berbagai cara, seperti berdagang, bercocok tanam, menjadi buruh, karyawan serta profesi lainnya.
Kecintaan terhadap harta benda akan meningkat dengan bertambahnya usia dan bertambahnya pengetahuan, adakalanya orang kaya akan makin rajin berusaha dan kadangkala melupakan kewajiban lainnya, bahkan melupakan Allah Swt.
Disamping harta itu banyak manfaatnya bagi manusia adakalanya harta itu menyibukkan dan dapat merusak jiwa dengan berbagai macam penyakit, berupa tidak enak makan.
Harta bukanlah jaminan untuk mendapat kebahagiaan, karena kebahagiaan tidak terletak pada materi, atau harta benda yang melimpah ruah. Kebahagiaan yang hakiki terletak pada bathin atau jiwa sebagaimana sabda Rasulullah Saw : "Kekayaan itu tidak terletak pada harta yang banyak, sesungguhnya kekayaan itu adalah kaya Jiwa (yakni senang hati)".(HR:Muttafaq 'alaih).
Membelanjakan harta yang bersifat tengah-tengah membutuhkan perhitungan yang matang, dengan memperhitungkan uang yang ada dan barang yang dibutuhkan dengan sederhana. Agar kebutuhan yang kita laksanakan menjadikan hidup kita hidup yang sederhana dengan tidak mengumbar harta benda dengan berlebihan, tatkala itu semua menjadikan akhir hidup kita dengan kemelaratan.
Tidak sedikit orang yang hidup di dunia ini mengejar harta dan materi yang berlebihan, tidak mengenal siang dan malam, tidak mengenal istirahat bahkan sampai melupakan Tuhan yang menciptakannya, berakibat fatal bagi hidupnya. Karena kalau harta yang dikejarnya tidak kesampaian, atau habis terbakar, dicuri dan dirampok dan sejenisnya bisa membawa mereka kepada Stres bahkan sampai menjadi gila.
Oleh karena itu apabila kita hidup dengan Qana'ah, Insya Allah ketengan hidup akan diperoleh, baik di dunia ataupun di akhirat kelak.. Amin.....