Mari simak apa yang diperoleh dari penjelasan yang dirujuk dari eramuslim.com : Israel sesungguhnya tidak memiliki negara. Yang sekarang kadung disebut sebagai “Negara Israel”, sebenarnya hal itu sebutan yang amat menyesatkan, karena tanah tempat berdirinya “Negara Israel” bukan milik bangsa Israel atau Yahudi melainkan hak milik umat Islam sedunia dimana bangsa Palestina bertanah air.
Secara implisit, Israel sendiri mengakui hal ini. Dalam banyak catatan sejarah, pernah suatu masa Perdana Menteri Israel Golda Meir ditanya seseorang tentang dimana saja batas-batas geografis negara Israel. Golda Meir menjawab, “Batas-batas geografis negara Israel adalah sejauh mana tentara kami bisa menginjaknya.” Jadi, kaum Zionis-Israel merupakan satu kaum yang memang sesungguhnya tidak punya tanah air. Sebab itulah, Israel mengedepankan politik ekpansionistik dan imperialistik. Dari waktu ke waktu, Israel selalu berusaha sekuat tenaga untuk menguasai jengkal demi jengkal tanah agar daerah kekuasaannya bisa bertambah luas.
Apakah Israel merupakan bangsa yang kecil secara kuantitas? Ini lagi-lagi anggapan keliru. Tahukah Anda jika setiap orang yang berdarah Yahudi di seluruh muka bumi ini sesungguhnya memiliki kewarganegaraan ganda, alias memiliki dua kebangsaan: Yang pertama dia tercatat sebagai warganegara Israel, dan yang kedua, dia warganegara di tanah tempat dia tinggal. Jadi, warganegara Israel adalah sama dengan jumlah populasi kaum Yahudi di seluruh dunia ini.
Dan sudah bukan rahasia lagi jika ada istilah “Israel adalah Amerika kecil, dan Amerika (Serikat) adalah Israel besar”. Sejarah telah membuktikan selama berabad-abad jika AS selalu menjadi anjing penjaga yang paling setia bagi semua kepentingan Israel, bukan sebaliknya. Zionis-Israel memiliki pengaruh yang sangat dominan dalam hubungannya dengan AS. Sebab itulah, ada suatu fenomena konyol yang terjadi di banyak negara, ketika Barrack Obama terpilih menggantikan Bush, banyak kalangan percaya jika sikap pemerintahan AS, terutama soal dukungan membabi-butanya terhadap Zionis-Israel, akan berubah. Saya tegaskan sekali lagi, jika hal tersebut tidak akan pernah terjadi. Hari demi hari setelah Obama menjadi Presiden AS akan membuktikan hal tersebut.
Selama berabad-abad Amerika Serikat dan Zionis-Israel telah bersatu, bekerjasama dalam kemungkaran dan kezaliman, dibantu dengan sejumlah negara Eropa yang juga merupakan “Israel besar yang malu-malu” seperti Inggris dan Perancis. Jelas, mereka dengan mudah bisa menjalankan agendanya menguasai dunia.
Di lain sisi, Dunia Islam masih saja sibuk dengan urusannya masing-masing, dan terpecah-belah. Bahkan secara memalukan penguasa Saudi Arabia dan Mesir jelas-jelas telah bersekutu dengan Zionis-Israel dalam masalah Palestina ini. Sebab itu saya curiga, jangan-jangan yang berkuasa di Saudi sekarang adalah keturunannya Abu Jahal dan Ubaidillah Bin Salul, bukan Muhammad SAW, dan yang berkuasa di Mesir sekarang adalah keturunannya Fira’un, Bal’am, dan Qarun, bukan Musa a.s. dan Harun a.s. Gerakan revolusioner Islam di mana pun berada harus menumbangkan para pengkhianat Islam ini secepatnya, sehingga Saudi dan Mesir bisa benar-benar menjadi Khadimatul Al-Haramain dan Kahdimatul Ummah, bukan “Khadimatul yang haram-haram” dan Khadimatul Zionis seperti sekarang ini. Wallahua’am bishawab.
0 comments:
Posting Komentar