Sekilas, seandainya kita melihat realita tersebut, dalam hati kadang timbul rasa was-was dan tidak percaya, masih adakah keberkahan di negeri kita ini apabila ternyata selama ini kita hidup penuh dengan kedustaan, kebohongan, kepalsuan, penipuan, dan segala bentuk jenis kejahatan serta perilaku yang menyimpang, karena Sogok dan suap sudah menjadi ‘aqidah’, dan rusaknya akhlak sehingga manusia semakin jauh dari Rabb-Nya. Sudah tidak ada lagi barangkali para penegak hukum di negeri ini yang tidak pernah ‘menenggak’ sogok dan suap. Sepertinya, sudah tidak ada setitik harapan bagi masa depan Indonesia, Manusia bergerak ke arah perbuatan yang nista, maka wajarlah kalau Tuhan kini selalu ‘menghukum’ kita dengan mengirimkan bencana di mana-mana.
Belum hilang dalam ingatan kita kasus Bank Century, raibnya uang Negara senilai Rp 6,7 triliun, sampai sekarang belum ada tindak lanjutnya, kini ‘selebriti’ itu sudah berganti nama, Gayus Tambunan namanya, dengan golongan III A dari pegawai Dirjen Pajak, bisa menjadi seorang milyarder, dimana kekayaannya mencapai Rp 25 miliar. Itu baru pegawai ‘kacang’nya pajak, apa jadinya kalau jumlah pegawai pajak yang menurut beberapa data berjumlah 32.000 orang, andaikata yang mempunyai mental seperti Gayus 10 persen saja, otomatis 32000 kali 25 milyar=Rp.80 trilyun, berapa banyakkah uang Negara yang akan hilang kalau seluruh pegawainya mentalnya seperti Gayus semua???
Beginilah kisah negeri yang dihuni oleh para Markus (makelar kasus), penjahat, koruptor, tukang tipu, tukang sogok dan suap, para pengemplang uang negara, yang semuanya tidak mempunyai rasa malu sedikitpun di raut wajahnya, wajah mereka selalu ceria dan tetap menebar senyum kemana-mana, serta tidak takut di saat wajahnya di depan kamera para wartawan. Benar-benar negeri yang aneh, tapi bukan ajaib, melainkan nyata di depan mata kita semua. Masih adakah harapan perubahan itu???
0 comments:
Posting Komentar