Jakarta, (tvOne)
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengemukakan keyakinannya bahwa operasi penyergapan tersangka terorisme yang dilakukan dua hari terakhir ini dapat mengungkap rangkaian aksi terorisme beberapa waktu lalu.
Hal itu dikemukakan oleh Kepala Negara di Kantor Kepresidenan Jakarta, Sabtu, menanggapi penyergapan tersangka terorisme yang dilakukan Polri di sejumlah tempat.
"Saya yakin dibalik ini semua dengan ridha Allah SWT akan terungkap semuanya, mata rantai dari peristiwa akhir-akhir ini," katanya. Menurut Kepala Negara, pihak Kepolisian di masa mendatang akan terus melanjutkan operasi-operasi tersebut.
Oleh karena itu, Presiden berharap rakyat Indonesia tetap tenang dan memberikan dukungan yang penuh terhadap operasi penanganan aksi terorisme tersebut demi keselamatan semua pihak di masa depan.
"Keselamatan kita semua di masa depan tentu masih menghadapi tantangan dan ancaman. Oleh karena itu, mari kita dukung langkah-langkah kepolisian untuk sekali lagi menegakkan hukum ini," ujarnya.
Lebih lanjut Kepala Negara juga meminta dukungan dari media dalam hal memilah informasi yang dapat dijelaskan ke publik.
Ia merujuk pada sepak terjang media massa mengungkap informasi yang sering kali oleh pihak kepolisian masih diperlakukan sebagai sesuatu yang bersifat rahasia.
"Saya meminta kebersamaan dalam hal ini, mana-mana yang sudah bisa dijelaskan kepada publik maupun pada saat operasi yang sedang berjalan dan mana-mana yang oleh pihak penegak hukum masih diperlukan kerahasiaanya agar semuanya bisa berhasil dengan baik, semua dipertanggung jawabkan," ujarnya.
Presiden mengingatkan bahwa Indonesia menegakkan norma-norma demokrasi dan norma-norma hukum sehingga semua pihak tidak boleh bermain-main dengan kebenaran dan keadilan.
Sebelumnya orang yang diduga gembong teroris Noordin M Top tewas dalam aksi penyergapan yang dilakukan oleh Densus 88 di rumah Muhzuri di desa Beji, kecamatan Kedu, kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Aparat telah melakukan pengepungan di rumah tersebut sejak Jumat (7/8) pukul 16.00 WIB.
Selain di Temanggung, Detasemen Khusus 88 Anti Teror Polri juga menembak mati dua tersangka kasus terorisme di perumahan Puri Nusaphala, Jatiasih, Bekasi, Sabtu pagi. Kedua orang itu adalah Eko Joko Supriyanto dan Air Setiawan. Keduanya dibawa ke RS Polri Kramat Jati untuk otopsi.
Polisi menduga keduanya terlibat aksi terorisme di sejumlah tempat termasuk bom di dua hotel berbintang di kawasan Kuningan, Jakarta, 17 Juli lalu.(ANT)
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengemukakan keyakinannya bahwa operasi penyergapan tersangka terorisme yang dilakukan dua hari terakhir ini dapat mengungkap rangkaian aksi terorisme beberapa waktu lalu.
Hal itu dikemukakan oleh Kepala Negara di Kantor Kepresidenan Jakarta, Sabtu, menanggapi penyergapan tersangka terorisme yang dilakukan Polri di sejumlah tempat.
"Saya yakin dibalik ini semua dengan ridha Allah SWT akan terungkap semuanya, mata rantai dari peristiwa akhir-akhir ini," katanya. Menurut Kepala Negara, pihak Kepolisian di masa mendatang akan terus melanjutkan operasi-operasi tersebut.
Oleh karena itu, Presiden berharap rakyat Indonesia tetap tenang dan memberikan dukungan yang penuh terhadap operasi penanganan aksi terorisme tersebut demi keselamatan semua pihak di masa depan.
"Keselamatan kita semua di masa depan tentu masih menghadapi tantangan dan ancaman. Oleh karena itu, mari kita dukung langkah-langkah kepolisian untuk sekali lagi menegakkan hukum ini," ujarnya.
Lebih lanjut Kepala Negara juga meminta dukungan dari media dalam hal memilah informasi yang dapat dijelaskan ke publik.
Ia merujuk pada sepak terjang media massa mengungkap informasi yang sering kali oleh pihak kepolisian masih diperlakukan sebagai sesuatu yang bersifat rahasia.
"Saya meminta kebersamaan dalam hal ini, mana-mana yang sudah bisa dijelaskan kepada publik maupun pada saat operasi yang sedang berjalan dan mana-mana yang oleh pihak penegak hukum masih diperlukan kerahasiaanya agar semuanya bisa berhasil dengan baik, semua dipertanggung jawabkan," ujarnya.
Presiden mengingatkan bahwa Indonesia menegakkan norma-norma demokrasi dan norma-norma hukum sehingga semua pihak tidak boleh bermain-main dengan kebenaran dan keadilan.
Sebelumnya orang yang diduga gembong teroris Noordin M Top tewas dalam aksi penyergapan yang dilakukan oleh Densus 88 di rumah Muhzuri di desa Beji, kecamatan Kedu, kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Aparat telah melakukan pengepungan di rumah tersebut sejak Jumat (7/8) pukul 16.00 WIB.
Selain di Temanggung, Detasemen Khusus 88 Anti Teror Polri juga menembak mati dua tersangka kasus terorisme di perumahan Puri Nusaphala, Jatiasih, Bekasi, Sabtu pagi. Kedua orang itu adalah Eko Joko Supriyanto dan Air Setiawan. Keduanya dibawa ke RS Polri Kramat Jati untuk otopsi.
Polisi menduga keduanya terlibat aksi terorisme di sejumlah tempat termasuk bom di dua hotel berbintang di kawasan Kuningan, Jakarta, 17 Juli lalu.(ANT)
0 comments:
Posting Komentar