Haji midun mempunyai anak-anak yang juga sukses, hampir semuanya merantau dan menetap kota, tak ada yang ikut dengan haji midun.
Alkisah, haji midun sakit keras dan akhirnya meninggal dunia, kesibukan segera terjadi di rumahnya, anak-anaknya semua hadir, prosesi pelaksanaan kewajiban terhadap mayit pun dilaksanakan, dari mulai memandikan, mengkafani, mensholatkan, tinggal satu lagi yaitu pemakaman, singkat cerita, jenazah haji midun dipikul ke pemakaman keluarga.
Ditengah-tengah prosesi itu, tiba-tiba anak haji idun yang tertua meminta kepada salah satu ustadz untuk membacakan talqin, sontak si ustadz kaget, dalam hatinya dia berkta ” bagaimana mau dibacakan talqin, lha wong semasa hidup saja sangat keras menentangnya”, akhirnya dengan berat hati dia menolak, sambil berbisik kepada salah satu anaknya perihal alasannya.
” Saudara-saudara sekalian, kami mohon kepada siapa pun yang bisa membaca talqin, kami mohon kesediaannya untuk membacakan talqin kepada ayah kami ” salah satu anak haji midun setengah memohon sambil menyapu segenap hadirin para pelayat, namun tak satu pun yang bersedia.
” bagaimana ini juragan, apa langsung di kubur saja? Tanya penggali kubur, dia agak gusar, karena seharusnya pekerjaannya sudah selesai, tapi karena menunggu orang yang mau membacakan talqin, pekerjaannya jadi tertunda beberapa saat.
” iya silahkan, tapi saya tidak akan beranjak dari sini sebelum jenazah ayah dibacakan talqin” anak haji midun mencoba menekan warga tanpa sadar ditengah kebingungannya.
Tanpa disangka-sangka, setelah prosesi pemakaman selesai, majulah seseorang, dilihat dari wajahnya, kira-kira umurnya 50-an tahun, ternyata dia adalah de roji, seorang marbot masjid dikampung itu. Dia bersedia membacakan talqin untuk jenazah haji midun.
Selesai sudah prosesi pemakaman, selepas acara itu, anak-anak haji midun berkumpul di rumah haji midun, mereka mengundang de roji, mereka sepakat, akan memberikan bisyaroh ( hadiah ) buat de roji atas kesediaannya membacakan talqin.
” de roji, sebelumnya atas nama keluarga saya mengucapkan terima kasih atas ketulusan de roji, kami akan memberikan hadiah buat de roji, tapi kami tidak tahu harus memberi apa? Kalau boleh tahu, kira-kira apa yang de roji inginkan didunia ini yang belum terlaksana? ”
De roji sejenak tertegun, seakan dia membuka-buka lembaran-lembaran keinginan-keingan dalam hidupnya, tentu saja banyak hal yang ingin dicapai tapi gagal karena kemampuan yang terbatas, ” hmmmmmm….. anu juragan…. Sebelumnya saya minta maaf, kalau bisa saya ingin berhaji juragan” de roji berkata agak gemetar, mungkin dia takut, kalau-kalau dia salah ucap.
” Alhamdulillah !!! de roji, tahun ini juga de roji beserta istri naik haji dengan ONH plus, kami yang tanggung semua biaya.
De roji spontan sujud syukur……………
0 comments:
Posting Komentar