Selasa, 04 Agustus 2009

Standar Internasional Jangan Jadi Alasan Komersialisasi Pendidikan

Semarang, (tvOne)

Pengamat pendidikan, Prof. Ahmad Rofiq mengingatkan bahwa status sekolah yang meningkat menjadi rintisan sekolah bertaraf internasional (RSBI) jangan dijadikan sebagai upaya untuk mengkomersialisasikan pendidikan.

"Sekolah setingkat RSBI memang berimplikasi pada biaya operasional untuk penyelenggaraan pendidikan yang lebih mahal dibandingkan dengan sekolah-sekolah biasa," kata Rofiq yang juga Sekretaris Dewan Pendidikan Jawa Tengah di Semarang, Selasa.

Ia mengatakan, sebagian masyarakat juga sudah memiliki stigma bahwa RSBI merupakan sekolah favorit dan untuk bersekolah di RSBI pasti membutuhkan biaya lebih besar.

Akibatnya, kata dia, stigma tersebut akan memengaruhi sisi psikologis siswa yang kurang mampu namun memiliki prestasi untuk mendaftar di sekolah setingkat RSBI.

Selain itu, kata Rofiq, sekolah setingkat RSBI nantinya jangan hanya memfokuskan terhadap pembelajaran yang bertumpu pada kecerdasan siswa di bidang akademik.

"Sebab, bentuk kecerdasan-kecerdasan lain seperti kecerdasan emosional dan spiritual juga harus diperhatikan untuk mengimbangi kecerdasan di bidang akademik," kata Rektor Universitas Wahid Hasyim Semarang tersebut.

Sementara itu, Kepala SMAN 2 Semarang, Pudji Tikno mengatakan, SMAN 2 Semarang telah ditetapkan sebagai RSBI mulai tahun ini, namun tidak menjadikannya sebagai upaya untuk mengkomersialisasi pendidikan.

"Kami akan berupaya untuk menjadikan sekolah ini tetap murah dan terjangkau, meskipun telah ditetapkan sebagai RSBI dan `image` RSBI sebagai sekolah mahal sudah berkembang di masyarakat," katanya.

Ia mengakui bahwa pembiayaan operasional untuk menunjang pendidikan setelah menjadi RSBI dibandingkan dengan sebelum menjadi RSBI memang berbeda, sebab RSBI dituntut untuk memiliki kelengkapan sarana dan prasarana, misalnya LCD untuk setiap kelas dan sebagainya.

"Kami menerima dana bantuan `block grand` RSBI dari pusat sebesar Rp500 juta untuk menunjang kelengkapan sarana dan prasarana tersebut, serta komponen lain yang dibutuhkan untuk sekolah setingkat RSBI," katanya.

Namun, ia mengingatkan, 25 persen dari dana sebesar itu nantinya akan digunakan untuk memberikan subsidi kepada siswa yang tidak mampu dalam bentuk beasiswa.

"Selain itu, para siswa yang tidak mampu juga akan dicarikan solusi untuk mengatasi pembiayaan operasional melalui jalur subsidi silang dengan para orang tua siswa yang tergolong mampu," kata Pudji.(ANT)

0 comments:

Posting Komentar