Senin, 27 September 2010

Lika-Liku Laki-Laki Tak Laku-Laku

Setiap kita pasti mempunyai kisah, perjalanan hidup tentu akan menyisakan masa lalu. Disana ada lakon sedih,senang, mengharukan dan tak jarang berujung pada dilema yang tragis, orang bilang inilah proses untuk pendewasaan kita. Kalau ini dianggap proses pendewasaan mestinya kita harus belajar dari kejadian-kejadian yang kita alami yang sering disebut “pengalaman”, disebut pengalaman karena kita pernah mengalami. Tanpa proses pengambilan pelajaran dari peristiwa-peristiwa itu, kita hanya akan menambah daftar pengalaman semu kita semakin panjang. pengalaman itu lewat dikehidupan kita tanpa pernah kita bisa mendulang hikmah yang tersimpan didalamnya, jangan sampai kita akan bernasib seperti kambing yang melihat kereta api lewat, dia hanya melongo tanpa pernah tahu apa gerangan yang lewat tadi? boro-boro dia berpikir untuk mengambil manfaat dari kereta lewat tadi,misalnya menjual jasa penunggu perlintasan kereta yang tidak ada penghalangnya.

kali ini saya akan menyorot perjalanan anak manusia yang disebut “LELAKI”. Seperti pria-pria pada umumnya, mereka tumbuh dan berkembang dari lingkungan dan keluarga yang berbeda, pendidikannya pun lain-lain, perekonomian keluarga mempengaruhi pilihan sekolah bagi anak-anaknya. Waktu pun berjalan tanpa pernah menoleh untuk memberikan “Kesempatan kedua” untuk pria-pria kecil ini. mau tidak mau mereka akan tumbuh menjadi lelaki dewasa.

Gerbang kedewasaan (dalam hal ini dewasa menurut usia) telah terbuka bagi mereka, bersamaan dengan itu muncullah aneka macam problem, dari mulai masalah pekerjaan, dari sejak didalam kandungan pria-pria ini sudah dicekoki pemahaman, kalau ” Seorang lelaki adalah pemimpin” otomatis dia yang akan menanggung semua kebutuhan keluarganya. Maka tak heran banyak lelaki yang tidak mau lekas-lekas menikah sebelum mempunyai pekerjaan yang tetap dan menjanjikan.

Masalah kedua adalah jodoh, sejahat dan sejelek apapun perangai seorang lelaki kalau ditanya ” kamu mau cari calon istri yang bagaimana?” dia akan menjawab secara spontan dan hampir seragam ” saya akan mencari wanita yang shalihah(baik-baik), pengertian, menerima saya apa adanya dan tidak banyak menuntut”. wajarlah kalau kemudian lelaki-lelaki ini meskipun sudah malang-melintang didunia percintaan, berganti-ganti pasangan, akhirnya dia akan berpikir ulang ketika ditanya oleh orang tuanya ” Kapan kamu kawin lee?” Siapa calonmu lee?”. dalam dekapan selimut malam dia selalu terjaga, apabila terngiang pertanyaan orang tuanya. lalu terbayanglah semua wajah-wajah wanita-wanita yang pernah singgah dihatinya, si rini dengan senyumannya yang menawan, tapi mendadak hilang ketika mulutnya yang ternyata bawel dan banyak mengatur, berganti dengan si farihah yang santun dan penyayang, tapi nasibnya juga tidak berbeda dengan si rini, dia hilang tertelan kekurangannya. nasib wanita-wanita ini hampir sama, sebentar dipuja, tak selang seberapa lama sirna tertutup kabut kekurangannya.

hampir semua lelaki pernah alami masa-masa bingung ketika harus menetukan pilihan akhir. Tak terkecuali sahabat saya, haris namanya. Malam itu selepas sholat tarawih dia datang ke rumah, dengan wajah lesu, setelah saya persilahkan masuk dia langsung rebahan di balai diruang tamu.

” wah koq bermuram durja, ada apakah gerangan wahai mas OHO yang ganteng?” saya sering memanggilnya mas OHO, karena usianya sebanya denganku yang sudah melebihi kepala tiga, tapi masih ogah kawin.

” ternyata dia bukan jodohku” tiba-tiba dia berujar demikian, sambil menggaruk-garuk rambutnya yang sebenrnya tidak gatal

” sabar …. kadang sebelum bertemu dengan jodoh, kita bertemu dulu dengan yang bukan jodoh “ hiburku

” sampai kapan? ini sudah yang 11 kalinya “ mas joko mulai protes dengan pendapatku

” sampai kamu capek mencari yang sempurna “ saya pun terpancing mulai serius

” apa menurutmu aku ini play boy? aku juga sudah capek” tak mau kalah mas joko berkilah

” wanita yang ada dalam imajinasimu itu sulit ditemukan kawan “ saya mencoba mengingatkan

” bukan berarti tidak ada kan?” sergahnya

” ya,tapi apa kamu sanggup mencari dan menantikannya,sedang kamu tidak tahu siapa,dimana dia,dan kapan kalian akan dipertemukan?” saya mulai kesal juga

” saya akan terus mencarinya, saya takkan pernah lelah menunggunya “ gaya puitisnya mulai kumat

” dengan cara menyortir wanita-wanita itu? tahukah kamu sikapmu itu telah mematahkan hati wanita-wanita itu, belum cukupkah wanita yang engkau kecewakan?” sambil saya pandangi matanya

” hahahahahaha ……. itu sudah menjadi konsekwensi logis ” slengeannya mulai kambuh

” yo wislah kalau itu mau kamu, saya cuma mengingatkan, tak ada wanita sempurna didunia ini, kamu telah “teracuni” oleh kisah-kisah roman picisan, oleh lagu-lagu melo,oleh cerpen-cerpen yang tak pernah membumi, bukti kasih sayang seorang lelaki terhadap kekasihnya adalah penerimaannya atas segala kekurangannya, seorang lelaki sejati akan membimbing kekasihnya apabila dia belum sesuai dengan apa yang menurutnya benar.” kali ini aku takkan memberinya kesempatan menyela dulu

” pada hakikatnya wanita itu pada dasarnya sama, senang dengan perhiasan, rumah bagus,mobil mewah, tak peduli dia seorang ustadzah,dosen atau pun president sekali pun, yang membedakan adalah ada wanita yang sadar diri,dia sadar pendapatan suaminya,makanya dia menyesuaikan keinginan dengan kemampuannya. ada yang nggak sadar, jadinya suaminya bekerja seperti kuda, siang malam selalu dituntut. menurutku carilah wanita yang benar-benar mencintai dan menyayangimu, yang mengerti dan mau mengerti keadaanmu, yang mau menerima apa yang telah kamu usahakan untuknya. wajah cantik, pinter,kaya, itu hanya bonus, dapat ya syukur nggak ya nggak apa-apa, karena rumah tangga kita adalah, apa yang akan kita raih, bukan apa yang telah kita punyai.” saya menamatkan celotehan saya sampai disini.

” koq diam bro ……? “ ternyata dia tidur.begini … ni yang saya kurang demen, kalau sudah pusing pelariannya ngorok, disela-sela kesalku, aku menyelipkan do’a untuknya, semoga lekas sadar dan menerima jodoh tidak sempurnanya

0 comments:

Posting Komentar