Senin, 27 September 2010

Saya Takut Menghadapi Malam Pertama

Menulis bukan pekerjaan sulit, tapi juga tidak semudah kita ngomong, apalagi kalau tulisan kita harus memenuhi kaidah-kaidah tulisan yang baik da benar, biar enak dibaca. dan ada satu lagi yang kadang hinggap dibenak penulis, bad mood.

Malam ini seperti biasanya setelah semua pekerjaan selesai, menyempatkan diri untuk menulis, ditengah-tengah mencari ide tulisan dari yahoo messenger muncul 1 jendela baru dari sahabat sebut saja namanya rahma.

rahma : assalamu’alaikum

hampa: wa’alaikumussalam

Setelah basa-basi sejenak rahma menuturkan problem yang sedang dihadapinya, kalau menurutku sich bukan maslah, tapi hanya ketakutan-ketakutan wajar

rahma : gini kang, waktu pernikahanku kan tinggal menghitung hari lagi, tapi aku benar-benar takut

hampa: apa yang kamu takuti?

rahma : MP alias malam pertama, kata orang sakitnya bukan main, aku jd ngeri membayangkannya

lama saya tidak balas, dalam hati saya bertanya-tanya, masih ada ya wanita yang takut menghadapi MP? apa dia benar-benar tidak tahu atau cuma pura-pura? entahlah, terlepas dari benar tidaknya, sudah seharusnya saya membantu meringankan kekwatiran yang sedang melandanya.

hampa: yeee … siapa bilang MP sakit? buktinya dari semua mantan pengantin baru tidak ada yang menyesal.

hampa: paling penyesalan mereka cuma bilang, tahu enak begini ngapain ga dari dulu ya?

rahma : idih sok tahu kamu kang

hampa: lho iyalah saya kan mantan pengantin baru … sudah percayalah, saya jamin ga ada rasa sakit itu

rahma : kalau misalkan nikahnya diundur lagi 1 tahun lagi dosa ga kang?

hampa: udah jangan bahas masalah mundur, maju aja, atau begini saja, kalau nnti omongan saya ga kebukti, saya siap dilempari sate

rahma : yeee … keenakan, dilemparin batu mau?

Singkat cerita dia pun siap untuk melangsungkan pernikahannya. Setelah itu dia tidak muncul lagi mengeluhkan kekwatirannya. saya simpulkan omongan saya terbukti.

Itulah hidup, kadang kita sudah niat ingin selalu berada di rel syari’at yang benar, setan selalu datang menggoda, dia merasuki hati dan pikiran kita, dihembuskan rasa was-was, kwatir dan ketakutan-ketakutan yang kadang tidak masuk akal. Hanya dengan pertolongan-Nya kita akan mampu menepis godaan itu.

0 comments:

Posting Komentar