Kamis, 30 September 2010

Santri Badung VS Kiyai Jenius

Pada sebuah majlis pengajian Aqiidah, tiba- tiba salah seorang murid yang terkenal badung, bandel, tapi pinter mengajukan sebuah pertanyaan yang membuat semua santri terperangah dan gerah:

“Pak kiyai, bolehkah aku bertanya?”

“Tentu saja boleh, apa pertanyaanmu?”

“Begini pak kiyai, saya ada 3 (tiga) pertanyaan, mohon penjelasannya”:

1. Setan itu diciptakan dari api, nah kalau nanti dia masuk neraka, dia akan keenakan dong, karena api cocok bertemu dengan api. Pasti setan nggak akan sengsara di neraka.

2. Apakah sebenarnya hakekat takdir itu?

3. Apakah yang dilakukan Allah saat ini?

Para santri lain agak kaget atas ulah temannya yang terkenal bandel itu.

Namun pak kiyai berkata dengan penuh kesabaran terhadap pertanyaan yang agak berbau kurang ajar itu, seraya berkata:

“Baiklah, aku akan berikan satu jawaban saja untuk menjawab tiga pertanyaan kamu itu sekaligus. Bolehkan?”.

“Silahkan pak kiyai”.

Maka secara tiba- tiba sang kiyai bangkit dan menampar wajah sang murid.

Perbuatan sang kiyai itu sungguh tidak diduga oleh sang santri, juga para murid yang lainnya. Maka serentak proteslah dia:

“Lho, kok kiyai marah? Jangan marah dong kiyai, saya bertanya kan karena memang belum mengerti tentang suatu masalah? Kata pak kiyai kalau belum tahu tentang masalah harus berani bertanya?”

Pak kiyai menjelaskan:

“Tamparan itu kulakukan bukan karena aku marah, tapi itulah jawaban saya!”

“Maksudnya?” sang murid pun bertanya sambil terbengong- bengong.

“Begini: pipi kamu itu dibuat dari apa?”

“Daging pak kiyai”

“Kalau tangan saya?”

“Juga daging pak kiyai”.

“Sakit nggak saya tampar?”

“Sakit pak kiyai”

“Jadi daging ditampar pakai daging juga sakit kan? Begitu juga: Api ditampar pakai api juga akan sakit. Benar tidak? Jadi setan yang dari api, nanti tatkala disiksa pakai api, diapun akan menderita dan sengsara luar biasa”

Masuk akal juga, kata sang santri. Sekarang dia mulai memahami tindakan kiyainya yang jenius itu.

“Tentang masalah takdir, pernahkah terpikir olehmu atau olehku bahwa aku akan menampar wajahmu beberapa saat sebelum kejadian?”

“Nggak pernah terpikir pak kiyai”.

“Itulah hakekat takdir. Semuanya adalah hak prerogratif Allah. Tidak ada seorangpun yang yang tahu tentang apa yang sebenarnya akan terjadi secara pasti sebentar lagi, besok atau waktu yang akan datang, karena itu adalah rahasia Allah. Kita yakin bahwa manusia dan semua makhluq sudah di INSTALL dan di PROGRAM oleh Allah. Nah kewajiban kita sebagai manusia adalah BERUSAHA dan BERIKHTIYAR seraya BERDO’A, seraya meyakini bahwa sukses dan gagal itu adalah berjalan sesuai takdir Ilahi. Maka saat ia sukses ia tak akan sombong, dan pada saat gagal, ia tak akan pernah berputus asa untuk bangkit lagi”.

“Yang ketiga kiyai?” Sekarang sang murid menunggu penuh antusias terhadap penjelasan kiyainya.

“Tentang pertanyaanmu : Allah sekarang sedang apa, ya.. itu, Allah sedang mengatur dan memegang ubun- ubun setiap makhluk ciptaan Nya agar mereka selalu berada dalam rencana takdirnya yang azaly. Buktinya kamu diatur oleh Allah mengajukan pertanyaan seperti itu agar aku dapat menamparmu sesuai takdir Nnya. Dan kamu pun melakukan itu semua sesuai Qodar Nya, akupun menampar kamu sesuai dengan rencana Nya. Paham?”

“Paham pak kiyai….terimakasih”.

Dasar kiyai jenius, wong menampar orang kok malah dapat ucapan terimakasih. Opo tumon?

Pengajian pun kemudian ditutup. Para santripun malam itu kemudian pulang ke pemondokannya masing- masing dengan hati puas seraya makin kagum pada kedalaman ilmu kiyainy

0 comments:

Posting Komentar